Selasa, 26 Februari 2013
Budaya Politik Jawa: Salah satu kelompok etnis yang besar di pulau Indo...
Budaya Politik Jawa: Salah satu kelompok etnis yang besar di pulau Indo...: Salah satu kelompok etnis yang besar di pulau Indonesia adalah etnis Jawa, yang mendiami bagian timur dan tengah dari kepulauan Jawa dan m...
Relevansi Pancasila dengan Piagam Madinah: Pancasila melaluisemboyan Bhineka Tuggal Ika (berb...
Relevansi Pancasila dengan Piagam Madinah: Pancasila melaluisemboyan Bhineka Tuggal Ika (berb...: Pancasila melalui semboyan Bhineka Tuggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu jua) mengandung makna bahwa meskipun masyarakat Indonesia sa...
Global Warming: Pengertian Global Warming
Global Warming: Pengertian Global Warming: Pemanasan global atau global warming adalah terjadinya suatu proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suh...
Global Warming: Penyebab Global Warming
Global Warming: Penyebab Global Warming: Penyebab global warming atau pemanasan global yang terjadi di bumi disebabkan oleh 3 hal yaitu , efek rumah kaca, efek umpan balik, dan va...
Global Warming: Dampak Global Warming
Global Warming: Dampak Global Warming: Pemanasan global atau global warming adalah peningkatan suhu yang terjadi di atmosfer, laut, dan bumi. Para ilmuwan telah menggunakan berb...
Global Warming: Cara Mencegah Global Warming
Global Warming: Cara Mencegah Global Warming: Sebenarnya kita tidak memerlukan perubahan yang radikal untuk membantu bumi ini menjadi lebih bersahabat. Yang terpenting adalah kita memb...
Cara Mencegah Global Warming
Sebenarnya
kita tidak memerlukan perubahan yang radikal untuk membantu bumi ini menjadi
lebih bersahabat. Yang terpenting adalah kita memberikan anak cucu kita tempat yang lebih baik untuk ditinggali.
Berikut
adalah beberapa cara mengurangi global
warming atau pemanasan global, antara lain:
a. Makanan
dan minuman
·
Kurangi konsumsi daging
Berdasarkan penelitian, untuk
menghasilkan 1 kg daging, sumber daya yang dihabiskan setara dengan 15 kg
gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa menyelamatkan bumi dari kekurangan pangan
jika kita bervegetarian. Peternakan juga penyumbang 18% “jejak karbon” dunia,
yang mana lebih besar dari sektor transportasi (mobil, motor, pesawat, dll).
Belum ditambah lagi dengan bahaya gas-gas rumah kaca tambahan yang dihasilkan
oleh aktiitas peternakan lainnya seperti metana yang notabene 3 kali lebih
berbahaya dari CO2 dan gas NO yang 300 kali lebih berbahaya dari CO2.
Dan yang pasti banyak manfaat kesehatan dan spiritual dari bervegetarian. Anda
akan menjadi lebih sehat dan pengasih.
·
Makan dan masaklah dari bahan yang
masih segar
Menghindari makanan yang sudah
diolah atau dikemas akan menurunkan energi yang terbuang akibat proses dan
transportasi yang berulang-ulang. Makanan segar juga lebih sehat bagi tubuh
kita.
·
Beli produk lokal
Hasil pertanian lokal sangat murah
dan juga sangat menghemat energi, terutama jika kita menghitung energi dan
biaya transportasinya. Makanan organik lebih ramah lingkungan, tetapi periksa
juga asalnya. Jika diimpor dari daerah lain, kemungkinan emisi karbon yang
dihasilkan akan lebih besar daripada manfaatnya.
·
Daur ulang aluminium, plastik, dan
kertas
Akan lebih baik lagi jika
menggunakannya berulang-ulang. Energi untuk membuat satu kaleng alumunium setara
dengan energi untuk menyalakan TV selama 3 jam.
·
Beli dalam kemasan besar
Akan jauh lebih murah, juga
menghemat sumber daya untuk kemasan. Jika terlalu banyak, ajaklah teman atau
saudara Anda untuk berbagi saat membelinya.
·
Matikan oven Anda beberapa menit
sebelum waktunya.
Jika oven tetap dibiarkan dalam
keadaan tertutup, maka panas tersebut tidak akan hilang.
·
Hindari fast food
Fast food merupakan penghasil sampah
terbesar di dunia. Selain itu konsumsi fast food juga buruk untuk kesehatan.
·
Bawa tas yang bisa dipakai ulang
Bawalah sendiri tas belanja jika
akan berbelanja, dengan demikian dapat mengurangi jumlah tas plastic yang
diperlukan. Belakangan ini beberapa pusat perbelanjaan besar di Indonesia sudah
mulai menggunakan sistem seperti ini.
·
Gunakan gelas yang bisa dicuci
Jika terbiasa dengan cara modern
yang selalu menyajikan minum bagi tamu dengan air atau kopi dalam kemasan.
Beralihlah ke cara lama, yaitu dengan menggunakan gelas kaca, keramik, atau plastik
food grade yang bisa dicuci dan dipakai ulang.
·
Belanja di lingkungan sekitar
Tindakan
seperti ini akan
sangat menghemat biaya transportasi dan Bahan Bakar Minyak (BBM).
·
Tanam pohon
Baik di lingkungan ataupun dengan
berpartisipasi dalam program penanaman pohon. Bisa dengan menyumbang bibit,
dana, dan lain-lain.
b. Di rumah
·
Turunkan suhu AC
Hindari penggunaan suhu maksimal.
Gunakan AC secukupnya dan cegah kebocoran dari ruangan ber-AC. Jangan biarkan ada
celah yang terbuka jika sedang menggunakan AC karena akan membuat AC bekerja
lebih keras untuk mendinginkan ruangan. Hal ini akan menghemat tagihan listrik.
·
Gunakan timer untuk menghindari
lupa mematikan AC
Set timer AC sesuai waktu yang
dibutuhksn agar tidak ada insiden lupa mematikan AC hingga keesokan harinya.
·
Gunakan pemanas air tenaga surya
Meskipun lebih mahal, dalam jangka
panjang hal ini akan menghemat tagihan listrik
·
Matikan lampu tidak terpakai dan
jangan tinggalkan air menetes
Selain menghemat energi dan air
bersih, ini akan menghemat banyak tagihan.
·
Gunakan lampu hemat energy
Meskipun lebih mahal, rata-rata
lampu lebih kuat 8 kali dan lebih hemat hingga 80 % dari lampu pijar biasa.
·
Maksimalkan pencahayaan dari alam
Gunakan warna terang di tembok,
gunakan genteng kaca di plafon, maksimalkan pencahayaan melalui jendela.
·
Hindari posisi stand by
pada elektronik
Jika semua peralatan rumah tangga dimatikan
(bukan dalam posisi stan by) maka akan mengurangi emisi CO2
yang luar biasa dari penghematan energi listrik. Gunakan colokan lampu yang ada
tombol on-off-nya atau cabut kabel dari sumber listrik.
·
Pengisian baterai
Jika melakukan pengisian baterai
pada alat-alat rumah tangga seperti telepon genggam, pencukur elektrik, sikat
gigi elektrik, kamera, dan lain-lain. Segera cabut apabila sudah terisi penuh.
·
Kurangi waktu dalam membuka lemari
es
Untuk setiap menit membuka pintu
lemari es, diperlukan 3 menit energi untuk mengembalikan suhu kulkas ke suhu
yang diinginkan.
·
Potong makanan dalam ukuran yang
lebih kecil
Ukuran potongan yang lebih kecil
akan menggunakan energi lebih sedikit untuk memasaknya.
·
Gunakan air dingin untuk mencuci
dan cucilah dalam jumlah banyak
Kumpulkan sampai kapasitas mesin
cuci terpenuhi, hal ini akan menghemat air, mengurangi pemakaian listrik dan
juga mengurangi pencemaran akibat deterjen.
·
Gunakan deterjen dan pembersih
ramah lingkungan
Walaupun harganya memang lebih
mahal, tetapi tidak berakibat buruk pada lingkungan.
·
Sumbangkan mainan yang tidak
terpakai
Hal ini akan mengurangi produksi
mainan-mainan yang hanya akan terus menghabiskan sumber daya bumi kita.
·
Pilih deodorant yang ramah
lingkungan
Jika
menggunakan deodorant atau
produk-produk semprot lainnya, jangan menggunakan aerosol. Pilihan spray dengan kemasan botol
kaca akan lebih baik. Karena aerosol merupakan penyumbang besar dalam
pencemaran udara.
c. Dalam
pekerjaan
·
Makan siang dikantor
Jika sering makan diluar kantor
dengan bungkusan, lebih baik jika membeli kotak makan atau tempat minum yang
kuat dan bisa dipakai berulang kali. Hindari media bungkus plastik atau
stereofoam karena berasal dari minyak bumi dan susah untuk diuraikan.
·
Gunakan kertas lebih sedikit
Gunakan e-mail internal dan software perkantoran untuk membuat
laporan internal. Cetaklah laporan/presentasi hanya jika diperlukan untuk
melakukan kesepakatan dengan pihak luar.
·
Matikan peralatan kantor
Jangan dibuat stand by,
matikan UPS dan trafo. Jika perlu cabut dari sumber listriknya.
·
Bagi industry
Gunakan
sumber energi yang dapat diperbaharui (tenaga angin, air, surya, dll) dan peralatan yang hemat listrik dan
hemat energi, serta buatlah kebijakan/peraturan penghematan energi dan sumber
daya di perusahaan.
d. Dalam
perjalanan
·
Berlibur di dalam negeri dan
menggunakan transportasi darat
karena berlibur akan sangat
meningkatkan jejak karbon, terutama jika dilakukan dengan menggunakan pesawat.
Hal ini dapat mengurangi banyak sekali emisi karbon. Pesawat terbang merupakan
penyumbang gas rumah kaca yang lebih signifikan daripada mobil atau kendaraan
darat lainnya.
·
Kurangi perjalanan bisnis
Teknologi sekarang sangat
memungkinkan untuk melakukan teleconference, juga menyediakan begitu
banyak metode berkomunikasi via internet. Dengan semakin murahnya biaya
internet, akan menghemat banyak pengeluaran perjalanan dan tentunya mengurangi
jejak karbon. Pengecualian dapat dilakukan untuk transaksi yang membutuhkan
tanda tangan atau yang benar-benar membutuhkan kehadiran.
·
Gunakan handuk hotel lebih dari
satu hari
Akan menghemat salah satu sumber
daya terpenting, yaitu air, dan juga mengurangi pencemaran akibat deterjen yang
dipakai. Lebih jauh lagi, dapat menghemat energi dari mesin pencuci dan
pengering yang digunakan.
e. Saat
mengemudi
·
Gunakan mobil antar jemput
Hal ini akan sangat mengurangi beban
BBM, sopir, dan cicilan kendaraan.
·
Gunakan mobil yang hemat
Gunakan mobil dengan bahan bakar bio
fuel, elektrik, hibrida, bahkan hidrogen. Tidak perlu membeli SUV besar 4 x
4 jika tidak bekerja dipertambangan atau perkebunan.
·
Ganti bahan bakar
Gunakan bahan bakar alami atau yang
dapat diperbaharui (di Indonesia tersedia bio solar dan bio pertamax).
·
Cek tekanan angin ban dan jadwal
service kendaraan
Dari beberapa survei dipercaya
menjaga kondisi kendaraan pada kondisi optimal akan menghemat 5% penggunaan
bahan bakar.
·
Matikan mesin saat menunggu atau
saat terjadi kemacetan total
Panas saat menunggu bisa dikurangi
dengan menggunakan kaca film yang baik atau penghalang matahari yang banyak dijual
di toko aksesoris mobil atau parker kendaraan ditempat yang rindang.
·
Belajar cara mengemudi yang baik
Ganti perseneling lebih awal bisa
mengurangi konsumsi BBM hingga 15%. Jika mendekati kemacetan atau lampu lalu
lintas berhentilah perlahan bukan dengan rem mendadak. Hindarkan mengemudi
dengan kasar.
f. Elektronik
·
Go rechargeable
Gunakan peralatan dengan baterai yang bisa diisi
ulang.
Jika harus menggunakan yang satu kali buang gunakan lithium-ion (Li-Ion)
dan nickel metal hydride (NiMH) sangat hemat biaya dan efektif.
·
Utamakan hemat energi saat membeli
peralatan elektronik
Pilihlah TV LCD daripada TV CRT (TV
tabung konvensional), AC atau kulkas dengan konsumsi listrik terendah, dll.
Saat ini tidak terlalu sulit untuk menemukan produk elektronik hemat energi
karena produsen beramai-ramai mulai memfokuskan strategi pemasarannya ke
produk-produk seperti itu.
·
Gunakan lebih lama
Jangan mudah berganti alat
elektronik yang memiliki fungsi sama. Jika terpaksa dilakukan, donasikan barang
yang lama.
g. Alat
kebersihan
·
Cleaner, greener, meaner
Meskipun
masih lebih mahal, produk kebersihan yang ramah lingkungan sudah mulai hadir di
supermarket.
Namun sebenarnya cuka dan baking soda bisa digunakan untuk pembersihan hampir
barang apapun. Campurlah cuka dengan air hangat (50:50), larutan cuka air
tersebut dapat digunakan sebagai pembersih serba guna. Baking soda bisa
digunakan untuk membersihkan bau pada karpet.
·
Pastikan rumah memiliki sirkulasi
udara yang baik
Hal
ini sangat
penting agar energi dan racun sekitar kita cepat bersih.
·
Untuk kesegaran ruangan
tempatkan
tumbuhan
yang bisa hidup di dalam ruangan, akan sangat membantu kesegaran lingkungan
rumah.
Dampak Global Warming
Pemanasan global atau global
warming adalah peningkatan suhu yang terjadi di atmosfer, laut, dan bumi. Para
ilmuwan telah menggunakan berbagai teknologi yang canggih untuk mempelajari
global warming atau pemanasan global. Berdasarkan berbagai analisa, para
ilmuwan telah memperkirakan beberapa dampak yang ditimbulkan dari global
warming. Berikut adalah beberapa dampak global warming tersebut:
a. Iklim
Tidak Stabil
Ilmuwan memperkirakan, selama proses
global warming berlangsung bagian utara bumi akan memanas lebih cepat
dibandingkan daerah lain. Hal ini menyebabkan banyak gunung es mencair dan
daratan di daerah tersebut akan mengecil. Es yang terapung di perairan utara
tersebut pun akan berkurang. Akibatnya, daerah yang dulunya mengalami hujan
salju ringan, mungkin beberapa waktu yang akan datang tidak akan mengalaminya
lagi akibat global warming.
b. Meningkatnya
Permukaan Laut
Ketika suhu atmosfer meningkat, suhu
lapisan permukaan laut juga ikut meningkat. Akibatnya, volume air laut akan
meningkat karena efek anomali air dan tinggi permukaan laut pun semakin
meningkat. Selain itu sebagai akibat dari global warming, telah banyak es di
kutub yang mencair (terutama di sekitar Greenland). Mencairnya es tersebut juga
mampu memperbesar volume air laut di bumi. Selama abad 20, tinggi permukaan air
laut di seluruh dunia telah naik sekitar 10 – 25 cm. Ilmuwan juga telah
memprediksi bahwa pada abad ke-21 tinggi permukaan laut akan terus naik sekitar
9 cm – 88 cm.
c. Peningkatan
Suhu Global
Kebanyakan orang mungkin berpikir
bahwa bumi yang lebih hangat mampu menghasilkan lebih banyak berbagai macam
hasil pangan dari sebelumnya, namun kenyataanya hal tersebut tidak berlaku
samadi semua tempat. Bagian selatan Kanada misalnya, daerah tersebut memang
akan mendapatkan keuntungan dengan curah hujan yang lebih tinggi akibat
menghangatnya bumi karena musim tanam akan menjadi lebih lama. Namun di lain
pihak, berbagai lahan pertanian semi kering di wilayah Afrika mungkin akan
mengalami kerugian yang besar akibat kurangnya air irigasi jika suhu global
terus meningkat.
d. Gangguan
Ekologis
Akibat pemanasan global, binatang di
alam liar lebih memilih untuk bermigrasi atau pindah ke arah kutub atau ke
pegunungan mencari tempat yang lebih dingin. Tumbuhan pun akan merubah arah
laju pertumbuhannya guna mencari habitat baru. Namun migrasi ini akan terganggu
oleh pembangunan yang dilakukan manusia di habitat alami mereka. Hewan yang
bermigrasi ke arah kutub namun kemudian terhalangi oleh kota-kota maupun lahan
pertanian mungkin akan mati.
Berikut
ini adalah beberapa bencana besar yang akan terjadi akibat global warming atau
pemanasan global di bumi, antara lain:
a. Gletser
menciut
Gletser adalah daratan yang terbuat
dari es. Gletser akan ikut meleleh dan menciut seiring dengan bertambahnya suhu
bumi. Suhu bumi meningkat karena tingginya emisi gas rumah kaca di atmosfer.
Selama tahun 1990- 2005 saja suhu bumi naik 0,15 - 0,3 derajat celcius. Gletser
Himalaya yang memasok air ke sungai Gangga sekaligus menyediakan irigasi dan
suplai air minum untuk 500 juta penduduk,menyusut 37 meter pertahun.Gletser di
kutub semakin cepat mencair hingga membuat permukaan air laut di bumi naik.
b. Pulau
tenggelam
Indonesia , Amerika Serikat, dan
Bangladesh adalah beberapa negara yang paling terancam tenggelam. Bahkan
beberapa pulau di Indonesia sudah hilang tenggelam. Ini disebabkan mencairnya
permukaan gletser di kutub yang membuat volume air laut meningkat drastis.
Menyusutnya hutan bakau memperparah pasangnya air laut. Sekarang saja pasang
air laut Pantai Kuta telah membanjiri beberapa lobi hotel disekitarnya. Pulau
Jawa juga bernasib sama , sampai saat ini permukaan Teluk Jakarta sudah naik
0,8 cm. Dan kalau suhu bumi terus naik , tahun 2050 derah-daerah Jakarta dan
Bekasi seperti Kosambi , Penjaringan , Cilincing , Muaragembong , dan
Tarumajaya akan terendam.
c. Badai
Badai memang bisa terjadi karena
kehendak alam. Tapi suhu air yang menghangat akibat global
warming mendukung terjadinya badai yang jauh lebih kuat dan besar.
Beberapa tahun belakangan ini , negara-negara di Eropa, Amerika, dan Karibia
telah mengalami begitu banyak badai dibandingkan abad sebelumnya. Bahkan
badai-badai tersebut bukan cuma badai biasa, namun masuk kategori badai
mematikan , seperti badai katrina,badai ike, badai nargis, badai rita, dan
sebagainya.
d. Gelombang
panas
Tahun 2003 lalu, Eropa
diseranggelombang panas alias heat wave , yang menewaskan banyak
orang. Mengejutkan ! Tapi bencana ini sudah diperkirakan ratusan tahun yang
lalu , tepatnya tahun 1900 oleh para ilmuwan di masa itu . Gelombang panas
memang pernah terjad beberapa kali di bumi , namun belakangan ini makin sering
terjadi. Dan diperkirakan 40 tahun lagi frekwensinya akan meningkat 100 kali
lipat.
e. Kekeringan
Afrika, India, dan daerah-daerah
kering lainnya bakal menderita kekeringan lebih parah. Air akan makin sulit di
dapat dan tanah tak bisa ditanami apapun, hingga suplai makanan berkurang
drastis. Ilmuwan memperkirakan hasil tani negara-negara Afrika akan menurun 50
% di tahun 2020 , dan tingkat kekeringan di dunia meningkat 66 % . Tak
terbayang kalau kekeringan ini sampai terjadi di bumi ini.
f. Perang
dan konflik
Negara yang kekurangan air dan bahan
pangan kemungkinan besar akan mengalami panik dan berubah jadi agresif. Lalu
bukan tak mungkin mereka berusaha saling merebut lahan yang belum rusak.
g. Penyakit
merajalela
Malaria, demam berdarah , ebola ,
dan banyak penyakit yang dulu cuma di anggap sebagai penyakit negara tropis ,
bisa menyebar ke berbagai negara Eropa yang dikenal dingin. Penyebabnya apalagi
kalau bukan banjir atau kekeringan yang mengundang banyak hewan pembawa
penyakit.
h. Perekonomian
kacau
Ladang pertanian dan perkebunan yang
biasanya menghasilkan akan musnah oleh banjir atau kekeringan. Penduduk akan
dibuat makin menderita karena stok bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya
akan jauh berkurang dan harganya pasti akan melambung naik. Pemerintah juga
membutuhkan biaya yang banyak untuk membangun kembali wilayah yang terkena
bencana dan menanggulangi penyakit yang mewabah.
i. Ekosistem
hancur
Perubahan iklim yang terjadi
akibat global warming akan menghancurkan ekosistem yang ada. Setelah
sebagian mahkluk hidup di bumi musnah akibat bencana kekeringan, banjir ,
badai, atau ditenggelamkan air laut, mahkluk hidup yang tersisa bakal mengalami
kesulitan untuk bertahan hidup. Penyebabnya adalah berkurangnya sumber air,
udara bersih, bahan bakar , sumber energi , bahan makanan, obat-obatan yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup.
j. Makhluk
hidup punah
Sebanyak 30 % mahkluk hidup yang ada
sekarang bakal musnah tahun 2050 kalau temperatur bumi terus naik. Spesies yang
punah ini kebanyakan yang habitatnya di tempat dingin . Hewan-hewan laut
diperkirakan banyak yang tak bisa bertahan setelah suhu air laut jadi
menghangat. Kalau tumbuhan dan hewan makin berkurang, jelas manusia akhirnya
terancam karena kekurangan bahan makanan.
Penyebab Global Warming
Penyebab global warming atau pemanasan
global yang terjadi di bumi disebabkan oleh 3 hal yaitu , efek rumah kaca, efek
umpan balik, dan variasi matahari. Berikut adalah penjelasan dari ketiga
penyebab tersebut :
a. Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat
di bumi berasal dari matahari.
Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya.
Ketika energi ini tiba permukaan bumi, energy tersebut berubah dari cahaya
menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian
panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke
angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara
lain uap
air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah
kaca. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang
ada di bumi, karena tanpa efek rumah kaca planet akan menjadi sangat dingin.
Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah
lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek
rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan
Bumi. Sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer akan
mengakibatkan pemanasan global.
b. Efek umpan balik
Analisis penyebab pemanasan global
juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya, sebagai
contoh adalah pada penguapan air.
Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,
pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke
atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus
berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu keseimbangan
uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh
akibat gas CO2 sendiri.
Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan
relatif udara
hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat. Umpan
balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di
atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang
menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan
memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan
meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut
akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga
meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan
atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe
dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam
model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan
jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga
500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat).
Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan
dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam
semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.
Umpan balik penting lainnya adalah
hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh
es. Ketika suhu global meningkat,
es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat.
Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan
terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih
sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak
radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak
lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat
terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah
mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang
meleleh juga akan melepas CH4 (metana)
yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk
menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan
oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi
pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang
merupakan penyerap karbon yang rendah.
c. Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan
bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari
awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan
antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya
aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan
mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah
diamati sejak tahun 1960, yang
tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan
saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga
dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi
mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan
aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa
pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang
menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan
global. Dua ilmuwan dari Duke
University memperkirakan
bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan suhu
rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980
dan 2000. Stott dan rekannya
mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat
perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan
pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu
vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun
demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas
iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang
terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuwan
dari Amerika, Jerman, dan
Swiss menyatakan bahwa mereka tidak
menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari pada
seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil
sekitar 0,07% dalam tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir.
Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemanasan global.Sebuah
penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara
pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi
dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.
Pengertian Global Warming
Pemanasan global atau global
warming adalah terjadinya suatu proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “Sebagian
besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah
dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua
akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat
beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan
IPCC tersebut.
Model
iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global
akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan
2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan
skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang,
serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Meningkatnya suhu global
diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya
permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,serta
perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain
adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai
jenis hewan.
Beberapa
hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang
diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta
perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke
daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik
di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi
atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap
konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di
dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto,
yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Langganan:
Postingan (Atom)